referat radiologi shereen.pptx
TRANSCRIPT
Ureteropelvic Junction Obstruction
Shereen 406118026
Pendahuluan
Merupakan blokade aliran urine dari pelvis renalis menuju ke ureter.
Anatomi ginjal
Korteks ginjal Medula Columna
renalis Processus
renalis Hilum renalis Papila renalis Calix minor Calix mayor Ureter
Fisiologi ginjal
Ureteropelvic Junction Obstruction
Definisi
Obstruksi fungsional atau anatomik pada aliran urin dari pelvis renal ke ureter pada junction anatomisnya,
yang jika dibiarkan, akan menimbulkan gejala atau kerusakan
pada ginjal.
Epidemiologi
Dewasa > anak-anak Pada kelompok pediatrik, merupakan
etiologi tersering dari dilatasi saluran kemih bagian atas
Pria: wanita = 2:1 Ginjal kiri : ginjal kanan = 2:1
Etiologi
1. Obstruksi UPJ yang bersifat kongenital dapat mengakibatkan defek baik anatomis maupun fisiologis di ureter bagian atas.
Etiologi
2. Stenosis UPJ acquired bisa disebabkan dari infeksi traktus urinarius bagian atas, batu, trauma, atau iskema, yang semuanya menyebabkan fibrosis reaktif dan striktur anular.
Etiologi
3. UPJO hilum letak tinggi.
Etiologi
4. Crossing vessels
Crossing vessels
“Crossing vessel” dapat menyilang baik ke anterior maupun posterior dari ureteropelvic junction sehingga menyebabkan
obstruksi dari aliran urine.
Crossing vessels
”Crossing vessel” pada CT aksial dengan kontras dengan rekonstruksi multiplanar.
Insersi Ureter
Ureter normal memasuki aspek inferior dari pelvis ginjal secara oblique dan gradual.
Pada keadaan UPJO, ureter cenderung memasuki ginjal secara cephalad.
Diagnosis
Signs Kolik renal akut atau nyeri punggung
kronis. Tanda-tanda nonspesifik berupa
hematuria, infeksi traktus urinarius, dan/atau pyelonefritis.
Nyeri dapat berhubungan dengan periode meningkatnya intake cairan atau konsumsi makanan yang mengandung diuretik, sehingga mendorong ke arah krisis Dietl.
Radiographic features
IVU
Urografi intravena konvensional dilakukan untuk memeriksa obstruksi UPJ.
Pemberian furosemide digunakan untuk membantu konfirmasi diagnosa, khususnya untuk mengeksklusi ‘baggy pelvis’.
Radiographic features
Ultrasound
Seringkali menunjukkan dilatasi pelvis renalis dengan kolapsnya ureter proksimal
Dengan sonografi Doppler, ginjal yang obstruksi menunjukkan RI (resistive indices) yang lebih tinggi
Radiographic features
Ultrasound
Radiographic features
Computed Tomography→ Dapat membuktikan hidronefrosis +/- kaliektasis dengan ureter kolaps.
Berguna untuk melihat crossing vessel pada UPJ khususnya bila intervensi bedah direncanakan.
Radiographic features
Computed Tomography
Radiographic features
Computed Tomography
Radiographic features
CT aksial dari abdomen/ pelvis polos setinggi ginjal menunjukkan gambaran hidronefrosis pada ginjal
kiri.
Radiographic features
CT aksial abdomen/pelvis dengan kontras (fase pyelogram) menunjukkan delayed ekskresi kontras
dari ginjal kiri.
Radiographic features
CT aksial abdomen/pelvis dengan kontras (fase pyelogram) menunjukkan delayed ekskresi kontras
dari ginjal kiri.
Radiographic features
CT koronal dari abdomen/pelvis dengan kontras (fase pyelogram) menggambarkan hidronefrosis
yang berat pada ginjal kiri dengan clubbed kaliks.
Radiographic features
Skintigrafi:
99mTc diethylenetriaminepentaacetic acid (DTPA)
99mTc MAG3
Pasien harus dihidrasi dengan baik, dan buli-buli harus sepenuhnya kosong. Obstruksi anatomis bila T ½ >20 menit.
Congenital Ureteropelvic Junction Obstruction Pemeriksaan antenatal rutin dapat
memperlihatkan tipikal UPJO pada usia gestasi 16-20 minggu.
Congenital Ureteropelvic Junction Obstruction
USG prenatal transversal abdomen Tampilan transversal dari ginjal memperlihatkan hidronefrosis ginjal
kanan. Diameter AP dari ginjal kanan 21,9 mm. Ginjal kiri yang normal juga tampak, dengan ukuran normal pelvis
renalis (3,7 mm).
Standar radiologis saat ini untuk mendefinisikan ginjal yang hidronefrosis dengan diameter AP: Pelvis renalis > 4 mm usia gestasional < 33
minggu Diameter AP > 7 mm pada usia gestasional >
33 minggu. USG follow up setelah 4 minggu pada kasus
yang berat /setelah 33-34 minggu pada kasus ringan hingga sedang.
Congenital Ureteropelvic Junction Obstruction
Kriteria dari hidronefrosis fetal
Guideline consensus dari Society of Fetal Urology (SFU):
Grade 0 – ginjal normal Grade 1 – dilatasi pelvis minimal Grade 2 – dilatasi pelvis lebar tanpa
kaliektasis Grade 3 – pelviektasis dan kaliektasis tanpa
penipisan korteks Grade 4 – hidronefrosis dengan penipisan
korteks
Differential diagnose
Urolithiasis
Differential diagnose
Hidronefrosis
Deifferential diagnose
Tumor ginjal
Deifferential diagnose
Pyelonephritis/ abses ginjal
Kesimpulan
1. Crossing vessels yang mengkompresi atau mendistorsi ureteropelvic junction dapat merupakan penyebab tunggal atau dapat pula bergabung dengan penyebab lain UPJO.
2. Ureteropyelografi retrograde dapat berguna untuk menentukan subtiper dari defek anatomis dan memastikan normalitas dari ureter bagian lainnya.
3. Ultrasonografi endoluminal berpotensi menjadi alat diagnostic atau pilihan untuk melokalisir crossing vessel.
Kesimpulan
4. Rekomendasi saat ini adalah untuk melakukan imaging sebelum dilakukan insisi endoskopik (preoperative atau intraoperatif) untuk mendeteksi crossing vessel.
5. Standar terapi pada pasien UPJO adalah masih dengan open pyeloplasty.
6. Pyelopasty laparoskopi memiliki tingkat kesuksesan yang sama dengan open pyelopasty namun memiliki teknik yang lebih sulit.
Daftar Pustaka
1. Pardalidis NP, Papatsoris AG, Kosmaoglou EV. Endoscopic and laparoscopic treatment of ureteropelvic junction obstruction. J Urol 2002; 168:1937-1940.
2. Davenport K, Minervini A, Timoney AG, Keely FX Jr. Our experience with retroperitoneal and transperitoneal laparoscopic pyeloplasty for pelvi-ureteric junction obstruction. Eur Urol 2005; 48:973-977.
3. Yanke BV, Lallas CD, Pagnani C, Bagley DH. Robot-assisted laparoscopic pyeloplasty: technical considerations and outcomes. J Endourol 2008; 22:1291-1296.
4. Inagaki T, Rha KH, Ong AM, Kaoussi LR, Jarrett TW. Laparoscopic pyeloplasty: current status. BJU Int 2005; 95[suppl 2]:102-115.
5. Shalhav AL, Giusti G, Elbahnasy AM, et al. Adult endopyelotomy: impact of etiology and antegrade versus retrograde approach on outcome. J Urol 1998; 160:685-689.
Daftar Pustaka
6. Kawamoto S, Montgomery RA, Lawler LP, Horton KM, Fishman EK. Multidetector CT angiography for preoperative evaluation of living laparoscopic kidney donors. AJR Am J Roentgenol 2003; 180:1633-1638.
7. Herts BR. Helical CT and CT angiography for the identification of crossing vessels at the ureteropelvic junction. Urol Clin North Am 1998; 25:259-269.
8. Stabile Ianora AA, Scardapane A, Chiumarullo L, Calbi R, Rotondo A, Angelelli G. Congenital stenosis of ureteropelvic junction: assessment with multislice CT. Radiol Med (Torino) 2003; 105:315-325.
9. Rouviere O, Lyonnet D, Berger P, Pangaud C, Gelet A, Martin X. Ureteropelvic junction obstruction: use of helical CT for preoperative assessment—comparison with intraarterial angiography. Radiology 1999; 213:668-673.
10. Rubin GD, Alfrey EJ, Dake MD, et al. Assessment of living renal donors with spiral CT. Radiology 1995; 195:457-462.
11. Rydberg J, Kopecky KK, Tann M, et al. Evaluation of prospective living renal donors for laparoscopic nephrectomy with multisection CT: the marriage of minimally invasive imaging with minimally invasive surgery. RadioGraphics 2001; 21(spec no):S223-S236.
39